Kamis, 08 Desember 2011

Di Bawah Kibaran Jilbab

dakwatuna.com - Sebelum lebih jauh, mari kita renungi lagi perintah mengenakan hijab bagi seorang muslimah:
“Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita mukmin lainnya, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33): 59)
Saudariku..
Perintah mengenakan jilbab merupakan perintah Allah secara langsung kepada semua muslimah. Namun, walaupun hal demikian adalah perintah Tuhan secara langsung yang bertujuan untuk kebaikan dan kehormatan diri seorang muslimah, kebebasan untuk melaksanakan perintah tersebut membutuhkan perjuangan yang ekstra. Kebebasan mengenakan Pakaian takwa ini banyak dihalang-halangi oleh skandal-skandal tertentu yang tidak mengerti islam secara kaffah (menyeluruh).
Tahukah kalian bahwa berkibarnya jilbab di tanah air ini sebelumnya memerlukan pengorbanan??
Pengorbanan yang mungkin mempertaruhkan nyawa dan harga diri demi sebuah hijab sebagai bentuk kecintaan kepada Allah semata..
Sungguh, kebebasan menutup aurat (jilbab) yang kita rasakan sekarang adalah bentuk upaya mereka yang memperjuangkan hak-hak muslimah di tanah air..
Berikut ini awal mula jilbab berkibar di Indonesia:
Berkibarnya jilbab di bumi pertiwi telah melewati sejarah luka yang panjang dan lama. Sekitar tahun 1980-an, ribuan mahasiswi dan pelajar berjilbab membanjiri jalanan di berbagai kota besar. Mereka memprotes keputusan yang melarang jilbab di sekolah.
Revolusi jilbab di Indonesia bermula tahun 1979. Siswi-siswi berkerudung di SPG Negeri Bandung hendak dipisahkan pada lokal khusus. Mereka langsung memberontak atas perlakuan diskriminasi terhadap jilbabnya. Ketua MUI Jawa Barat turun tangan hingga pemisahan itu berhasil digagalkan. Ini adalah kasus awal dari rentetan panjang sejarah jilbab di bumi persada.
Selanjutnya tanggal 17 Maret 1982 keluar SK 052/C/Kep/D.82 tentang seragam sekolah nasional oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah , Prof. Darji Darmodiharjo, S. H. Pelaksanaan terhadap surat keputusan itu malah berujung pada larangan terhadap jilbab. Maka meledaklah demo barisan pembela jilbab di seantero Indonesia.
Ketika itu tengah gencar-gencarnya penggusuran jilbaber dari bangku pelajaran. Para muslimah terpaksa hengkang dari studi demi konsisten menjalankan syariat. Mereka yang diusir dari sekolah, bahkan menggelar perkara ini sampai ke pengadilan.
Belum reda perjuangan jilbab di sekolah-sekolah, muncul fitnah baru di penghujung 1989. Jilbab penebar racun!? Ny. Fadillah berbelanja di Pasar Rawu, diserang tiba-tiba, diteriaki dan dituduh penebar racun. Orang-orang yang tersulut emosi langsung merajam wanita itu hingga hampir meninggal dunia. Para muslimah menjadi takut keluar rumah. Hingga kembali digelar tabligh akbar lautan pendukung jilbab.
Korban demi korban terus berjatuhan tetapi semangat berbusana takwa makin berkobar hebat. Akhirnya, kebenaran tidak bisa lagi dihempang, aturan Tuhanlah yang maha benar. Unjuk rasa, protes, demonstrasi dan dialog intensif serta jalur hukum sampailah di saat yang berbahagia. Seiring keluarnya SK Dirjen Dikdarmen No. 100/C/Kep/D/1991 jilbab lengkap dengan busana menutup auratnya dinyatakan ‘halal’ masuk sekolah. Allahu Akbar!!??!!
Sumber: Hemdi, Yoli. 2005. Ukhtiy… Hatimu di Jendela Dunia (Sebuah Torehan Wajah Perempuan dan Peristiwa). Zikrul Media Intelektual: Jakarta Timur

Seuntai Nasihat

dakwatuna.com - Ketika jiwa ini membaca pernyataan di bawah, ada perasaan enggan untuk menerimanya. Namun, harus diakui bahwa inilah realitanya. Sebuah statemen yang memang sebenarnya adalah indikator pembeda antara laki-laki dan perempuan. Dan sampai kapan pun indikator ini tetap ada, tak berubah. Dan kalaupun berubah, intensitas perubahannya tak akan seekstrim mutlak berubah.
Wahai ukhti, mari kita simak dan pahami perbedaan kita dengan mereka (kaum Adam). Setelahnya, mari kita introspeksi diri. Bagian yang menghambat kedewasaan kita, hendaklah kita kurangi perlahan-lahan. Ana paham, untuk merubah suatu identitas atau karakter tidaklah mudah. Dan kita pun tak harus berafiliasi 360%. Jangan!! Jangan lakukan itu!! Mari kita telusuri setiap poin yang secara tidak langsung memperlihatkan nyata perbedaan kita dengan mereka.
  1. Laki-laki lebih terbiasa menggunakan logika. Sedangkan perempuan walaupun terkadang sebenarnya lebih pintar dari laki-laki tidak terbiasa menggunakan potensi akal. Ia terbiasa mengedapankan perasaannya.
  2. Laki-laki itu menganggap penting keahlian. Sedangkan perempuan tidak begitu memperhitungkan keahlian.
  3. Laki-laki mempunyai pola pikir untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan perempuan mempunyai pola pikir mengutarakan dan membicarakan masalah. Bukan untuk diselesaikan.
  4. Laki-laki cenderung menyelesaikan masalahnya dengan diam. Sedangkan perempuan menyelesaikannya dengan bercerita (curhat). Padahal laki-laki tidak suka dengan perempuan yang cerewet.
  5. Laki-laki merasa dicintai bila dipercaya dan diberi tanggung jawab. Sedangkan perempuan merasa dicintai jika merasa diperhatikan.
  6. Laki-laki kurang suka dengan ungkapan verbal. Sebaliknya perempuan menyukai ungkapan itu. Makanya jika ada suami tidak pernah berkata romantik kepada istrinya, sang istri langsung merasa bahwa ia tidak dicintai.
  7. Perempuan suka sekali memberi perintah walaupun si lelaki tidak memintanya. Sedangkan laki-laki merasa dihina jika diperintah oleh perempuan.
  8. Perempuan begitu mudahnya menangis. Sedangkan laki-laki perlu alasan yang kuat untuk menangis.
  9. Dalam lubuk hati laki-laki yang paling dalam ada keinginan untuk menjadi pahlawan bagi wanita sehingga dukunglah apa yang dilakukannya tetapi tidak terlalu banyak memberinya masukan atau saran.
(Fachmy Casofa, 2009, “Muslimah, Mewangilah hingga ke Surga !”)
“Perempuan begitu mudahnya menangis. Sedangkan laki-laki perlu alasan yang kuat untuk menangis”
Engkau tahu wahai kaum Adam, bahwa kami sangat suka menangis. Jika butiran itu hendak turun, kami tak akan mampu untuk menahannya. Dengan menahan mereka jatuh, sama saja kami menahan beban ini hilang.
Mungkin aneh, tapi inilah kenyataannya.
Setiap butiran kecil itu adalah wakil dari setiap beban yang kami pikul.
Jika ia jatuh, maka beban itu pun jatuh.
Seakan-akan mengalirnya butiran air kecil itu menjatuhkan segenap beban yang memberatkan punggung kami.
Kami takkan pernah menghentikan tangisan itu hingga mata yang menghentikannya seiring dengan lepasnya beban perlahan-lahan.
Hal demikian adalah kontradiksi kepribadian kita. Dan hendaknya kita pun dapat saling memahaminya, agar kelak kita dapat bersinergi dalam merekonstruksi suatu peradaban.
Dan teruntuk ukhti-ukhti yang kucinta…
Mari kita maksimalkan kapabilitas yang ada.
Kita adalah tonggak peradaban.
Perbedaan karakteristik kita dengan mereka adalah seni yang indah dalam warisan peradaban.
Selemah apapun kita, kita tetap kuat. Bahkan mungkin lebih kuat dari mereka (kaum Adam).
Karena ada hal yang kita miliki, namun tak dimiliki oleh mereka. Dan carilah itu di dalam diri kita masing-masing.
Kemudian, tuangkan ia ke dalam peran kita sebagai seorang wanita.
Sebagai pembawa kobaran semangat bagi mereka, yang selalu meneguhkan mereka.
Jika engkau masih tetap tidak menyadari peran tersebut, maka ingatlah terus kiasan ini:
“Banyak pria hebat menjadikan wanita sebagai sumber inspirasi dan motivasi yang tertinggi. Selalu ada perempuan kuat dibalik lelaki hebat. Entah itu berperan sebagai ibu, istri, kekasih, atau sahabat. Karena itu, ia dianggap sebagai tonggak –tonggak penyangga sebuah peradaban”.
Karena ini adalah bukti bahwa kita sebagai seorang wanita memiliki peran yang strategis.
Gapailah kemuliaan itu saudariku. Tentunya dengan kelembutan dan kerendahan dirimu.

Usung Konten Halal, Situs Islami ala Facebook Siap Dirilis

Istanbul - Sekelompok pebisnis Muslim di Turki bersiap memperkenalkan situs jejaring sosial ala Facebook. Bedanya, situs yang satu ini disebut cocok dengan nilai-nilai Islam dan menyajikan konten sehat untuk kaum muda. 

Website bernama salamworld.com itu kini tengah dipersiapkan dan akan debut pada tahun depan. Akhmed Azimov selaku salah satu pencetusnya menyatakan situsnya tidak akan menerima informasi yang dipandang tidak halal menurut Islam. 

Berbasis di Istanbul, Turki, dengan kantor di Moskow dan Kairo, situs tersebut diharapkan dapat menarik 50 juta pengguna dalam 3 tahun. Mereka juga akan punya perwakilan di 30 negara. 

"Pusat dari proyek ini adalah untuk menciptakan jaringan tanpa adanya konten yang dilarang oleh agama. Untuk mencapai hal ini, kami akan memiliki tim moderator besar dan akan ada filter," ucap Azimov.

"Kami juga mengharapkan user untuk memoderasi dirinya sendiri serta untuk menyaring konten," imbuh dia, seperti dilansir AFP.

Website itu rencananya juga akan menghadirkan konsultasi teologi Islam dan berbagai panduan untuk umat, misalnya lokasi Masjid serta toko makanan halal. Juga ensiklopedi Islami dengan gaya seperti Wikipedia.(detikInet)

Jumat, 18 November 2011

Hadist hari ini

Hadist riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

Rasulullah saw. biasa berdoa: Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian. (Shahih Muslim No.4878)

Beginilah Tarbiyah Mengajarkan Kami…

Tarbiyah.. adalah semacam pelepas dahaga bagi kami, ia memancarkan air ia memancarkan cahaya untuk menembus langsung pada jiwa-jiwa kami. Tarbiyah adalah pendidikan namun bukan hanya terhenti pada titik itu, ia melepaskan jiwa yang tadinya hanya terbelenggu oleh mata “dunia” saja menjadi jiwa yang mampu menaklukkan dunia dengan satu tujuan yakni Ridha Allah SWT.
Lalu seperti apa tarbiyah itu? Tarbiyah itu membuat jiwa yang kering menjadi basah, membuat jiwa yang lemah menjadi kuat. tarbiyah yang kami dapatkan bukanlah hanya sekedar transfer pengetahuan, namun juga berikut aplikasi dari ‘ilmu itu. Tarbiyah yang kami jalani adalah tarbiyah yang hidup di tengah-tengah kehidupan kami, bukan hanya saat pertemuan pekanan yang disebut liqo’ namun tarbiyah itu ada pada kami walaupun kami hanya sendirian.
Kader tarbiyah adalah manusia sama seperti Anda..ia juga lupa dan salah, namun tarbiyah telah ajarkan kami bagaimana agar hidup ini dijalani dengan berusaha sekuat tenaga untuk selalu ingat kepada Allah SWT mengikuti sunnah Rasulullah SAW, mencintai ulama dan umaro dan juga kaum mukmin lainnya serta menjaga hubungan baik dengan non muslim.
Tarbiyah mengajarkan kepada kami untuk menjalani hidup dengan kejujuran, menjalani hidup dengan optimis, menjalani hidup dengan perasaan cinta sebagai makhluk Allah SWT kepada makhluk lainnya. Maka apa ada yang salah dengan kami? Karena itulah kami berusaha untuk masuk ke semua elemen dalam bangsa ini, karena satu alasan yakni kami juga punya saham di negeri ini sebagai anak bangsa yang tak ingin negerinya terpuruk terus menerus..
Tarbiyah ajarkan kami untuk bekerja tak kenal lelah, maka Anda semua tak perlu heran terkadang dini hari kami di pelosok desa, siang hari di luar kota dan malam hari harus rapat untuk urusan umat. kami coba resapi taushiyah guru kami KH Rahmat Abdullah,
“Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai”.
“Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari”.
“Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yang diturunkan Allah”.
“Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yang bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam dua tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang”.
“Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan”.
“Tidak. Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih tragis”.
Saudaraku.. Tarbiyah mengajarkan banyak hal kepada kami untuk selalu bekerja.. Selalu berusaha menebarkan kebaikan dalam setiap saat meski terkadang lelah mendera, meski harus berhadapan dengan sebuah kondisi sulit dalam kehidupan pribadi kami namun tarbiyah sekali lagi mengajarkan kepada kami bahwa umat ini lebih kami cintai dibanding diri kami sendiri.
Maka kami akan terus bergerak.. Terus melaju untuk menyebarkan cinta, untuk menyebarkan sebuah kalimat Islam itu rahmatan lil ‘alamin itu saja.

Rabu, 26 Oktober 2011

FIQIH QURBAN

Berqurban merupakan bagian dari Syariat Islam yang sudah ada semenjak manusia ada. Ketika putra-putra nabi Adam AS diperintahkan berqurban. Maka Allah SWT menerima qurban yang baik dan diiringi ketakwaan dan menolak qurban yang buruk. Allah SWT berfirman:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa” (QS Al-Maaidah 27).
Qurban lain yang diceritakan dalam Al-Qur’an adalah qurban keluarga Ibrahim AS, saat beliau diperintahkan Allah SWT untuk mengurbankan anaknya, Ismail AS. Disebutkan dalam surat As-Shaaffaat 102: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Kemudian qurban ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai bagian dari Syariah Islam, syiar dan ibadah kepada Allah SWT sebagai rasa syukur atas nikmat kehidupan.

Hukum Mendengarkan Nyanyian

Masalah nyanyian, baik dengan musik maupun tanpa alat musik, merupakan masalah yang diperdebatkan oleh para fuqaha kaum muslimin sejak zaman dulu. Mereka sepakat dalam beberapa hal dan tidak sepakat dalam beberapa hal yang lain. Mereka sepakat mengenai haramnya nyanyian yang mengandung kekejian, kefasikan, dan menyeret seseorang kepada kemaksiatan, karena pada hakikatnya nyanyian itu baik jika memang mengandung ucapan-ucapan yang baik, dan jelek apabila berisi ucapan yang jelek. Sedangkan setiap perkataan yang menyimpang dari adab Islam adalah haram. Maka bagaimana menurut kesimpulan Anda jika perkataan seperti itu diiringi dengan nada dan irama yang memiliki pengaruh kuat? Mereka juga sepakat tentang diperbolehkannya nyanyian yang baik pada acara-acara gembira, seperti pada resepsi pernikahan, saat menyambut kedatangan seseorang, dan pada hari-hari raya. Mengenai hal ini terdapat banyak hadits yang shahih dan jelas.
Namun demikian, mereka berbeda pendapat mengenai nyanyian selain itu (pada kesempatan-kesempatan lain). Di antara mereka ada yang memperbolehkan semua jenis nyanyian, baik dengan menggunakan alat musik maupun tidak, bahkan dianggapnya mustahab. Sebagian lagi tidak memperbolehkan nyanyian yang menggunakan musik tetapi memperbolehkannya bila tidak menggunakan musik. Ada pula yang melarangnya sama sekali, bahkan menganggapnya haram (baik menggunakan musik atau tidak).

 Lengkapnya silahkan visit : ................................